LOGO KAMI

LOGO KAMI

Laman

Rabu, 20 Maret 2013

Varia

 
Berpikir kritis tentu boleh saja. Sebagai calon gembala, alangkah baik jika para frater melatih diri untuk belajar berpikir kritis. Mengapa demikian? Seorang gembala dituntut untuk peka dan kritis dalam menenanggapi beraneka macam persoalan dan masalah  para domba dan lingkungannya. Berpikir kritis mengandaikan pikiran yang tenang dan matang. Kebijaksanaan dalam bersikap dan bertutur kata menjadi tujuan final dari cara berpikir kritis. Nah, para frater STSP hendak membagi cara pemikiran mereka dalam melihat permasalahan yang berkutit di dalam lingkungan Gereja atau masyarakat. Bagaimana itu? Bereng ma Lae……
KELUARGA: PEWARTA IMAN NOMOR SATU
Oleh : Fr. Fabianus Sebatu
Melalui iman yang sudah ditanamkan dalam keluarga, kita semakin dekat dengan Kristus bahkan hidup seperti Kristus. Dengan beriman, kita berserah diri sepenuhnya untuk dituntun Allah. Allah menjadi penyelenggara hidup kita setiap waktu. Permenungan dalam Porta Fidei akan membantu kita untuk semakin terpaut dan berserah diri kepada Allah.
Happy Birthday Jesus
Oleh : Blasi Doren
“Panjang umurnya, panjang umurnya, panjang umurnya serta mulia, serta mulia, serta mulia”. Begitulah seuntaian lagu yang sering saya lantunkan saat merayakan hari ulang tahun teman-teman dan semua anggota komunitas Seminari tinggi St. Petrus.
MENCARI ALLAH DI DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI
Oleh : Robertus Michael Nopen Saputro
“Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.”
KELUARGA SEBAGAI SEKOLAH PERTAMA DALAM PENDIDIKAN ANAK
Oleh : Bosco Lamawuran
Apa sih sebenarnya keluarga itu? Keluarga dalam arti sempit (keluarga inti) mencakup suami-istri dengan anak-anak mereka; dalam arti luas mencakup sanak saudara (famili). Keluarga merupakan kesatuan sosial berdasarkan hubungan biologis, ekonomis, emosional dan rohani, yang bertujuan mendidikan dan mendewasakan anak-anak sebagai masyarakat luas maupun terbatas. Dasarnya adalah ikatan perkawinan ayah-ibu.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar